Sabtu, 17 Juli 2010 , 09:29:00
Soal Usulan Rp 18 M dari Bontang FC
Ical: Jangan Buru-buru Dinilai Negatif
BONTANG -- Manajer Bontang FC Andi Faisyal menyatakan, usulan Rp 18 miliar kebutuhan tim untuk berlaga di musim kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2010-2011 semestinya tak perlu buru-buru dinilai negatif elemen masyarakat Bontang. Dengan angka Rp 18 miliar, manajemen tentu punya target tinggi, lebih baik dari prestasi musim lalu.
“Bagaimana Bontang FC mau maju dan berprestasi kalau belum-belum sudah muncul berbagai kritik?” kata Ical, sapaan akrabnya. Ical meminta elemen masyarakat fair menilai kebutuhan tim, bila perlu membandingkan daerah lain yang juga memiliki tim sepakbola yang berlaga di ISL. Deltras Sidoarjo misalnya, kata Ical, manajemennya sudah teriak-teriak minta Rp 22 miliar. Di Samarinda, Pusam sudah disetujui dapat Rp 13,5 miliar di APBD 2010.
“Bontang FC baru mengusulkan masuk di APBD Perubahan. Dibahas belum, tapi sudah disorot habis,” keluhnya.
Ical juga menanggapi soal keinginan masyarakat agar manajemen Bontang FC menyampaikan dulu laporan pertanggungjawaban keuangan musim lalu sebesar Rp 13 milar, sebelum usulan Rp 18 miliar dibahas. Menurutnya, sudah pasti itu dilakukan, malah sebelum masyarakat bersuara di koran. Semua rincian pengelolaan keuangan Bontang FC disebutnya sudah dilaporkan ke BPK Kaltim pada Januari lalu. “Kalau di DPRD rasanya tak ada yang minta. Justru mereka tanya apa saja rincian usulan tahun ini?” ungkap Ical.
Untuk yang terakhir ini, Bontang FC menunggu kepulangan Wali Kota Bontang Sofyan Hasdam sebagai ketua umum, yang kini sedang umrah. “Nanti ketua umum dan ketua harian (Udin Mulyono, Red) yang akan mempresentasikan apa saja kebutuhan tim sehingga kami minta Rp 18 miliar,” katanya.Tapi sekadar acuan, ia mengakui gaji/kontrak pemain adalah proporsi terbesar kebutuhan keuangan tim.
Sebelum ini, sebagaimana berkembang di media ini, usulan Rp 18 miliar dari Bontang FC oleh sebagian anggota Badan Anggaran DPRD disebutkan berat disetujui, apalagi jika masuk dalam APBD Perubahan, mengingat APBD Bontang tahun ini defisit lebih Rp 100 miliar.
Sekretaris Lembaga Investigasi Tindak Pidana Korupsi (LITPK) Frans Micha mendesak agar manajemen Bontang FC memberi laporan pertanggungjawaban dulu ke publik pengelolaan anggaran musim lalu, sebelum usulan Rp 18 miliar di bahas di Badan Anggaran DPRD. ( Sumber : http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=66918 )
Jum'at, 16 Juli 2010 , 09:00:00
Soal Bontang FC Minta Dana Rp 18 M
Pertanggungjawabkan Dulu Anggaran 2009
BONTANG – Semakin kencang suara publik menyikapi usulan permintaan dana Rp 18 miliar oleh manajemen Bontang FC. Setelah Badan Anggaran DPRD mengisyaratkan berat menyetujui angka yang lumayan besar itu, elemen masyarakat lain mendesak Bontang FC membeber ke publik kemana dan bagaimana pengelolaan anggaran musim lalu yang sepenuhnya juga ditanggung APBD Bontang.
“Demi azas transparansi pengelolaan keuangan daerah, pertanggungjawabkan dulu anggaran 2009. Ini uang rakyat, jadi publik harus tahu kemana dan bagaimana uang mereka dibelanjakan,” kata Sekretaris Lembaga Investigasi Tindak Pidana Korupsi (LITPK) Frans Micha kepada media ini, kemarin (15/7). Transparansi yang dia maksud termasuk berapa pendapatan Bontang FC saat menjadi tuan rumah.
Bontang FC, sebagaimana diberitakan, untuk musim kompetisi 2010-2011 menganggarkan setidaknya Rp 18 miliar agar bisa berlaga di Indonesia Super League (ISL). Angka ini melambung hampir 50 persen dibanding anggaran musim lalu yang berada di kisaran Rp 13 miliar.
Manajer Bontang FC Andi Faisyal mengemukakan, dana sebesar itu diusulkan agar bisa diakomodasi di APBD Perubahan 2010, mengingat kompetisi akan mulai bergulir pada September tahun ini.Menurut Frans, setidaknya ada beberapa catatan yang mesti dihadapkan, baik kepada manajemen Bontang FC, maupun DPRD sebagai pengambil keputusan diterima-tidaknya usulan permintaan dana yang besarnya bisa untuk membangun 7-8 gedung sekolah itu.
Selain harus didahului dengan pertanggungjawaban anggaran musim lalu, juga harus dikejar apa prestasi yang sudah dicetak Bontang FC, dan apa target ke depan. “Kalau cuma mau lolos dari degradasi, angka sebesar ini rasanya wajib diperdebatkan.” Frans juga mengusulkan, agar manajemen Bontang FC lebih memaksimalkan pemain lokal, ketimbang menyewa pemain asing tetapi gagal mengangkat prestasi ke papan atas. “Bontang punya pola pembinaan pemain muda. Kalau mereka tak digunakan, untuk apa ada pembinaan?” kritiknya.
Di sisi lain, usulan Rp 18 miliar menurutnya tidak semestinya melulu ke APBD. Apalagi ketika kali pertama diserahkan ke Pemkot Bontang dari PT Pupuk Kaltim, manajemen Bontang FC menggadang-gadang akan merangkul sponsor. “Kini perlu kita pertanyakan, mengapa banyak perusahaan di Bontang yang tak mau ambil bagian menjadi sponsor. Mungkin pendekatan manajemen Bontang FC kurang mengena, atau kurang nilai jualnya ,” sebut Frans.
Ia menggarisbawahi, meski bola adalah olahraga yang menyenangkan masyarakat, dan sebagian publik Bontang menaruh harapan pada Bontang FC, jangan sampai masyarakat menilai setiap usulan dari manajemen Bontang FC akan disetujui karena ada benang merah antara manajernya dengan ketua DPRD dan wali kota Bontang. (Sumber : http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=66772)
JAKARTA - Pasangan calon presiden-calon wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dan M Jusuf Kalla-Wiranto diperkirakan akan melaju ke Pemilu Presiden (Pilpres) 2009 putaran kedua. Mereka akan head to head memperebutkan orang nomor satu dan nomor dua di negeri ini.
Kedua pasangan tersebut diprediksi akan memperoleh suara di atas 30 persen, disusul pasangan capres-cawapres Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto yang memperoleh suara di atas 20 persen.
Demikian hasil survei internal tertutup Lembaga Riset Informasi yang diungkapkan Direktur LRI Johan Silalahi, Selasa (7/7) siang di Jakarta. Johan merupakan tokoh yang berada di belakang sejumlah iklan Jusuf Kalla (JK) di televisi.
Survei ini dilakukan di 15 provinsi terpadat di Indonesia dan melibatkan 4.000-12.000 responden per provinsi. Survei dengan margin of error di bawah dua persen ini juga dikombinasikan dengan analisa sejumlah media massa.
Padahal, pada survei LRI sebelumnya, JK-Win dan Mega-Pro masih diperkirakan memperoleh suara 20 persen. Johan mengungkapkan, kenaikan tren dan popularitas JK-Wiranto dipengaruhi oleh migrasi politik pemilih maupun swing voters yang mulai memutuskan pilihannya.
"Masyarakat menilai JK sebagai sosok yang cepat, tegas, mudah diakses, representasi Jawa-Non Jawa, dan Bapak Perdamaian. Sebaliknya, di kubu SBY-Boediono, kerap terjadi blunder-blunder, seperti kasus etnis Arab, neolib, dan lainnya," ujar Johan.
Ia menjamin survei yang diadakannya objektif. "Jika Pilpres ternyata berlangsung satu putaran, saya langsung menutup LRI. Silakan dicatat," tegasnya.
Pakar ilmu politik Effendi Gazali menambahkan, pendekatan yang digunakan JK-Wiranto selama empat bulan belakangan ini lebih bersifat komunitas, mirip yang dilakukan Presiden AS Barack Obama ketika menjadi capres.
Pada Pemilu Legislatif lalu, LRI memperkirakan perolehan suara Partai Demokrat sebesar 20,8 persen, atau sama dengan hasil perhitungan resmi KPU.
Berayun di Sulsel
Sulawesi Selatan menjadi saksi kompetisi SBY dan JK. Peta suara di provinsi yang memiliki 5.846.878 pemilih terdaftar ini memang dinamis.
Pada Pemilu Legislatif 2009 lalu, Partai Golkar merupakan penguasa suara di Sulawesi Selatan dengan mengantongi 25 persen suara. Namun bicara dukungan terhadap calon presiden, Lembaga Survei Indonesia menemukan SBY merupakan calon presiden paling favorit di pulau Sulawesi termasuk Sulawesi Selatan.
Pada Mei 2009, elektabilitas SBY di pulau Sulawesi mencapai 63 persen, sementara JK hanya 27 persen. Barulah pada pertengahan Juni 2009, pemilih SBY berayun ke JK: SBY dapat 50 persen dan JK dapat 41 persen.
Saat mengumumkan hasil survei 24 Juni 2009 lalu itu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Saiful Mujani menyebut kenaikan JK karena dua faktor yaitu konsolidasi Partai Golkar dan strategi kampanye.
Belakangan, massa SBY-Boediono di Sulawesi Selatan yang berayun ke JK-Wiranto bertambah pula. Adalah pernyataan Koordinator Media Tim Kampanye SBY-Boediono, Andi Alfian Mallarangeng, yang membuat SBY semakin ditinggalkan. Andi menyebut dalam orasi kampanye calon wakil presiden Boediono, "Belum saatnya orang Bugis menjadi presiden."
"Pernyataan tersebut betul-betul menyentil pada etnisitas sehingga ada perasaan marah dan mengambil sikap memilih JK meski sebelumnya memilih SBY," kata pengajar ilmu politik di Universitas Hasanuddin, Makassar, Adi Suryadi Culla.
Menurut Adi, pemilih Demokrat di Sulawesi Selatan sebenarnya cukup fantastis, namun sekarang mengalihkan dukungan. Secara nasional, masyarakat Sulsel se-Indonesia bereaksi dengan pernyataan itu dan yang marah adalah mereka yang punya pengaruh di daerah-daerah yang mereka tempati.
Faktor kedua yang berubah pilihan adalah pemilih rasional. "Menurut saya, pemilih rasional yang juga agak "tersinggung" dengan pernyataan Alfian karena melihat bahwa siapapun bisa, selama mampu dan bisa memimpin, maka orang dari luar Jawa pun bisa," kata Adi.
Pengamat politik Universitas Hasanuddin yang lain, Deddy Tikson, juga sependapat dengan Adi Suryadi. Menurut Guru Besar Ilmu Politik itu, pernyataan Andi mempunyai pengaruh paling signifikan di Sulsel. Namun secara nasional tidak terlalu signifikan.
Banyak orang Sulsel yang tadinya memilih SBY akhirnya memilih JK karena pernyataan itu. Pernyataan Andi juga berpengaruh pada masyarakat yang belum menentukan pilihan (mengambang), jumlahnya sekitar 30 persen akhirnya menjatuhkan pilihan ke JK karena tidak suka pernyataan Andi. "Saya perkirakan sekitar 2-5 persen akhirnya pilih JK," kata Deddy Tikson.
Dengan kata lain, jika bercermin pada survei terakhir LSI, JK-Wiranto bisa menjadi pemenang di Sulawesi Selatan. Hal ini karena didukung dua faktor lain seperti yang dilansir LSI, konsolidasi Golkar dan kampanye JK.
Namun berayunnya pemilih Sulawesi Selatan ke JK-Wiranto, secara nasional tidak terlalu besar. Deddy memperkirakan suara JK-Wiranto hanya bertambah 1-2 persen dari total suara nasional.(Sumber : Tribun Kaltim Online )
Ditengah kesibukannya Wali Kota Bontang Sofyan Hasdam kembali meluncurkan buku yang merupakan buku ke-11 selama menjabat sebagai Wali Kota Bontang dua periode. Launching buku yang berjudul berjudul Perubahan Iklim dan Pemanasan Global di adakan di GOR PKT Bontang, Sabtu (20/6) dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup di Kota Bontang.
Buku dengan cover mayoritas hitam itu setebal 135 halaman dan berisi seputar definisi dan proses pemanasan global dan perubahan iklim, gas rumah kaca, penyebab terjadinya pemanasan global, serta dampaknya.
Di samping itu, buku tersebut juga mengupas kebijakan penanggulangan pemanasan global seperti kerangka negosiasi internasional, dan langkah-langkah antisipasi pemanasan global, serta bagaimana seharusnya menyikapi ancaman pemanasan global.
Dari kurang lebih 2450 pelajar tingkat SMP peserta UN Bontang yang terdiri 6 SMP Negeri dan 25 SMP swasta dan 2 Sekolah Luar Biasa ada sekitar 34 siswa yang tidak lulus UN, namun sebagian besar siswa tidak lulus tersebut karena tidak hadir hadir dalam ujian Nasional. Bila dibandingkan tahun sebelumnya angka kelulusan tidak berbeda jauh
Mau Cari Gambar "Wisata Seo Sadau" untuk membantu mendongkar Seo anda di kontes "Wisata Seo Sadau",,disi saya coba carikan trus kumpulin biar rekan2 enak tinggal ambil aja silahkan pilih gambar "Wisata Seo Sadau", "Wisata Seo Sadau", "Wisata Seo Sadau"....
"Wisata Seo Sadau"
Coba-coba ikutan kontes "Wisata Seo Sadau" sekalian mengasah kemampuan, tujuannya meningkatkan kemampuan lewat kontes "Wisata Seo Sadau" sekalian belajar-belajar sedikit tentang "bisnis online"
Kembali ke "Wisata Seo Sadau" merupakan salah satu andalan wisata Tarakan yang terletak di Propinsi Kalimantan Timur, yang konon katanya merupakan sebagai propinsi terkaya di Indonesia atau bahkan di Asia Tenggara. karena melimpahnya hasil bumi berupa bahan tambang seperti batubara dan lain sebagainya yang tentunya menngkatkan "lowongan pekerjaan" di kota "Wisata Seo Sadau"
Pada "Wisata Seo Sadau" terdapat Monumen Pompa Angguk bukti bahwa kawasan yng dulunya sempat sbagai basis pendudukan tentara Jepang pada masa penjajahan kini mampu bangkit mewujudkan impian masyarakat lokal hingga global menjelma berubah menjadi lumbung bahan bakar cair kebutuhan utama warga Indonesia.
adapun beberapa potensi pariwisata, antara lain:
1 Wisata Pulau Sadau "Wisata Seo Sadau"
2 Pusat Hiburan (wisata khusus)
3 Agrowisata
4 Wisata Bumi Perkemahan
5 Taman Kota
6 Wisata Kawasan Pantai
7 Wisata Kebun Binatang
8 Wisata Budaya
9 Wisata Belanja Modern
10 Wisata Kebun Raya
11 Wisata Taman Anggrek
12 Wisata Mangrove, dan wisata wisata lainnya